TRAGEDI DI KAMPUS IAIN JAKARTA (1978)

TRAGEDI DI KAMPUS IAIN JAKARTA (1978)
Sementara Presiden Soeharto sedang membacakan pidato pertanggungan jawabnya di depan Sidang Umum MPR tanggal 11 Maret 1978 lalu, beberapa pasukan TNI –AD bersenjata memasuki dan mengobrak-abrik banyak Sekolah lanjutan Atas dan Kampus IAIN Jakarta.
Sekitar pukul 11.00 Wib, beberapa truk tentara dengan senjata- terhunus dan ditunjang panser-panser menyergap Kampus IAIN Syarif Hidayatullah, untuk mencabut poster-poster yang dipasang para mahasiswa IAIN sejak pagi harinya.
Setelah kampus tersebut dikuasai, korbanpun berjatuhan. Para mahasiswa dan dosen dihantam dengan popor senjata dan bayonet. Akibatnya l4 orang luka parah (kini masih dirawat di RS Fatmawati dan RS Pertamina) , dan 40 orang luka-luka ringan. Sementara itu, 24 orang mahahasiswa IAIN di bawa pihak Laksusda Jaya.
Kecuali korban di atas, terdapat pula kerusakan-kerusakan sarana belajar, hancurnya peralatan di Lembaga Bahasa, rusaknya pintu-pintu serta kaca-kaca pecah. Sebuah lemari besi di ruang rektor yang berisi uang kas IAIN sejumlah Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah), menurut sumber Keluarga Mahasiswa IAIN, telah dibongkar dan isinya dikuras habis oleh pihak penyerbu..
Sumber tersebut juga mengatakan, bahwa beberapa mahasiswi IAIN hampir saja menjadi korban perkosaan dari oknum-oknum tentara yang menyerbu itu. Walaupun mereka sempat lolos dari malapetaka, namun tak urung mereka sempat dipeluk. serta diciumi secara kasar. Perlakuan yang tidak pantas juga menimpa Rektor IAIN, Dr. Harun Nasution. Beliau dipaksa naik ke atas truk bersama para mahasiswa, lalu dibawa ke markas tentara .
Sampai hari ini, kampus IAIN yang berlokasi di Ciputat Jakarta-Selatan itu, masih dijaga ketat oleh pasukan bersenjata. Sedangkan para mahasiswa IAIN dilarang masuk ke Kampusnya. Kuliah diistirahatkan sampai tanggal 26 Maret 1978.
(Sumber: Buletin Mahasiswa Menggugat/MM - 1978)
0 Responses